Sabtu, 11 Mei 2013

Kelainan Letak


KONSEP DASAR KELAINAN PRESENTASI DAN POSISI

1.   Presentasi Puncak Kepala
Pada persalinan normal, kepala janin pada waktu melewati jalan lahir berada dalam keadaan fleksi. Dalam keadaan-keadaan tertentu fleksi kepala tersebut tidak terjadi, sehingga kepala dalam keadaan defleksi. Bergantung pada derajat defleksinya maka dapat presentasi puncak kepala, presentasi dahi, atau presentasi muka. Presentasi puncak kepala atau disebut juga presentasi sissiput, terjadi apabila derajat defleksinya ringan, sehingga UUB merupakan bagian yang paling rendah. Presentasi muka bila derajat defleksinya maksimal, sehingga muka janin merupakan bagian yang terendah.

Etiologi :
Letak defleksi ringan ini biasanya disebabkan :
-  Kelainan panggul (panggul picak).
-  Kepala bentuknya bundar.
-  Anak kecil atau mati.
-  Kerusakan dasar panggul.

Mekanisme Persalinan :
§ Dalam persalinan kita jumpai UUB selalu di depan dan hipomoklion (titik perputaran) yang berada di bawah simfisis adalah glabela.
§ Lingkaran kepala yang melewati jalan lahir adalah sirkumferensia frontooksipitalis sebesar 34 cm, karenannya partus akan berlangsung lama.

Diagnosis :
§ Pada pemeriksaan dalam didapati UUB paling rendah dan berputar ke depan atau sesudah anak lahir caput terdapat di daerah UUB.
§ Untuk menolong perputaran, ibu tidur miring ke arah punggung anak.
§ Komplikasi :
-   Pada ibu terjadi partus yang lama atau robekan jalan lahir yang lebih luas.
-   Mortalitas anak agak tinggi.
2.   Presentasi Muka
Presentasi muka adalah keadaan dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal, sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan bagian terendah menghadap ke bawah. Presentasi muka dikatakan primer apabila sudah terjadi sejak masa kehamilan, dan dikatakan sekunder bila baru terjadi paada waktu persalinan. Angka-angka kejadian di beberapa rumah sakit dengan jumlah persalinan yang banyak di Indonesia sukar dibandingkanm karena perbandingan antara kasus-kasus terdaftar dengan kasus-kasus tidak terdaftar berbeda-beda antara rumah sakit satu dengan rumah sakit lainnnya. Di rumah sakit Dr.Cipto Mangunkusumo selama 5 tahun angka kejadian presentasi muka kurang dari 0,1 % diantara 12,827 persalinan.

Etiologi :
Pada umumnya penyebab terjadinya presentasi muka adalah keadaan-keadaan yang memaksa terjadinya defleksi kepala atau keadaan-keadaan yang menghalangi terjadinya fleksi kepala. Oleh karena itu presentasi muka dapat ditemukan pada panggul sempit atau pada janin besar. Multiparitas dan perut gantung juga merupakan faktor yang memudahkan terjadinya presentasi muka. Selain itu kelainan janin seperti anesefalus dan tumor di leher bagian depan, lilitan tali pusat pada leher beberapa kali dan dapat mengakibatkan presentasi muka. Kadang-kadang persentasi muka juga dapat terjadi pada kematian janin intra uterin, akibat otot-otot janin yang telah kehilangan tonusnya.

Mekanisme Persalinan :
Kepala turun melalui pintu atas panggul dengan sirkumferensia trakelo-parietalis dan dengan dagu melintang atau miring. Setelah muka mencapai dasar panggul terjadi putaran paksi dalam, sehingga dagu memutar ke depan dan berada di bawah arkus pubis. Dengan daerah submentum sebagai hipomoklion, kepala lahir dengan gerakan fleksi sehingga dahi, UUB, dan belakang kepala lahir melewati perineum. Setelah kepala lahir terjadi putaran paksi luar dan badan janin lahir seperti pada presentasi belakang kepala. Kalau dagu berada dibelakang, pada waktu putaran dalam dagu harus melewati jarak yang lebih jauh supaya dapat beradadi depan. Kadang-kadang dagu tidak dapat berputar ke depan, dan tetap berada di belakang.

Diagnosis :
Pada presentasi muka, tubuh janin dalam keadaan ekstensi, sehingga pada pemeriksaan luar dada akan teraba seperti punggung. Bagian kepala yang menonjol yakni belakang kepala, terdapat di sebelah yang berlawanan dengan letak dada. Di daerah dada dapat pula diraba bagian-bagian kecil janin dan denyut jantung janin terdengar jelas. Untuk membuat diagnosis presentasi muka, selain pemeriksaan luar pada umumnya perlu dibantu dengan pemeriksaan dalam. Bila muka sudah masuk ke dalam rongga panggul, jari pemeriksa dapat meraba dagu, mulut, hidung, dan pinggir orbita. Pemeriksaan harus dilakukan dengan hati-hati, sehingga tidak melukai mata dan mulut. Adanya kaput suksedenum menyulitkan pemeriksaan, sehingga kadang-kadang muka dikacaukan dengan bokong. Kesalahan ini tidak perlu terjadi kalau sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan luar yang seksama. Di samping itu mulut dapat dikenal karena adanya pinggir alveola. Apabila masih ada keragu-raguan, dapat dilakukan dengan pemeriksaan roentgenologik atau bila ada dengan M.R.I.

Penanganan :
Pada persalinan dengan presentasi muka harus dilakukan pemeriksaan yang teliti untuk menentukan adanya disproporsi sefalopelvik. Bila tidak ada dan dagu berada di depan, maka diharapkan terjadi persalinan spontan. Kalau dagu berada di belakang, harus diberi kesempatan kepada dagu untuk memutar ke depan. Harus diingat bahwa putaran bagian dalam baru terjadi setelah muka mencapai dasar panggul. Bila selama pengamatan kala II terjadi posisi mento posterior persistens, maka tidak ada gunannya untuk menunggu lebih lama lagi. Diusahakan lebih dahulu untuk memutar dagu ke depan dengan satu tangan yang dimasukkan ke dalam vagina. Apabila usaha ini berrhasil, selanjutnya ditunggu kelahiran spontan, tetapi apabila tidak berhasil atau bila didapatkan disproporsi sefalofelvik sebaiknya dilakukan seksio sesarea.
3.   Presentasi Dahi
Presentasi dahi ialah keadaan dimana kedudukan berada di antara fleksi maksimal dan defleksi maksimal, sehingga dahi merupakan bagian terendah. Pada umumnya presentasi dahi ini merupakan kedudukan yang bersifat sementara, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi muka atau presentasi belakang kepala. Angka kejadian presentasi dahi kurang lebih satu diantara 400 persalinan.

Etiologi :
     Sebab terjadinya presentasi dahi pada dasarnya sama dengan sebab terjadinya presentasi muka. Semua presentasi muka biasanya melewati fase presentasi dahi lebih dahulu.

    Mekanisme Persalinan :
    Kepala masuk melalui pintu atas panggul dengan sirkumferensia maksilloparietalis serta sutura frontalis melintang atau miring. Setelah terjadi moulage, dan ukuran terbesar kepala telah melalui pintu atas penggul, daug memutar kedepan. Sesudah dagu berada di depan, dengan fossa kanina sebagai hipomoklion, terjadi fleksi sehingga UUB dan belakang kepala lahir melewati perineum. Kemudia terjadi defleksi, sehingga mulut dan dagu lahir di bawah simfisis yang menghalangi presentasi muka, biasanya karena terjadi moulage dan kaput suksedenum yang besar pada dahi waktu kepala memasuki panggul, sehingga sulit terjadi penambahan defleksi.
         Karena biasanya moulage ini, kepala baru dapat masuk kedalam rongga panggul setelah terjadi moulage untuk menyesuaikan diri pada besar dan pintu atas panggul. Persalinan membutuhkan waktu lama dan hanya 15% berlangsung spontan. Angka kematian perinatal lebih dari 20%, sedangkan persalinan pervaginam berakibat perlukaan luas pada perineum dan jalan lahir lainnya.

    Diagnosis :
    Pada permulaan persalinan, diagnosis presentasi dahi sulit ditegakkan. Pemeriksaan luar memberikan hasil seperti pada presentasi maka, tetapi bagian belakang kepala tidak seberapa menonjol. Denyut jantung janin jauh lebih jelas didengar di bagian dada, yaitu di sebelah yang sama dengan bagian-bagian kecil.
         Kelainan presentasi ini harus dicurigai apabila pada persalinan, kepala janin tidak dapat turun ke dalam rongga panggul pada wanita yang pada persalinan-persalinan sebelumnya tidak pernah mengalami kesulitan. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba sutura frontalis, yang bila diikuti, pada ujung yang satu diraba UUB dan pada ujung lain teraba pangkal hidung dan lingkaran orbita. Pada presentasi dahi ini mulut dan dagu tidak dapat diraba.

    Penatalaksanaan :
    Presentasi dahi dengan ukuran panggul dan janin normal, tidak akan dapat lahir spontan pervaginam, sehingga harus dilahirkan dengan seksio sesarea. Pada janin yang kecil dan panggul yang luas pada garis besarnya sikap dalam menghadapi presentasi muka. Bila persalinan menunjukkan kemajuan, tidak perlu dilakukan tindakan. Demikian pula bila ada harapan presentasi dahi  dapat berubah menjadi presentasi belakang kepala atau presentasi muka. Jika pada akhir kala I kepala belum masuk ke dalam rongga panggul, dapat diusahakan mengubah presentasi dengan perasat Thorn, tetapi jika tidak berhasil, sebaiknya dilakukan seksio sesarea. Meskipun kepala sudah masuk ke rongga panggul, tetapi bila kala II tidak mengalami kemajuan sebaiknya juga dilakukan seksio sesarea. Bayi yang lahir dalam presentasi dahi menunjukkan kapur suksedenum yang besar pada dahi disertai moulage kepala yang hebat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar