ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “H” DI LINGKUNGAN PERESAK TIMUR
KELURAHAN PAGUTAN WILAYAH KERJA
KELURAHAN PAGUTAN WILAYAH KERJA
PUSKESMAS
KARANG PULE
DISUSUN OLEH :
EUIS AGUSTIN INDAH
SAFITRI
141 SYE/BID 09
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA
TENGGARA BARAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI
MATARAM
PROGRAM STUDI D III
KEBIDANAN
MATARAM
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan
atas kehadirat dan rahmat Allah SWT, sehingga Penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kasus 32 Minggu ini tepat pada waktunya tanpa hambatan yang berarti.
Serangkaian pelaksanaan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dari usia 32 minggu, persalinan, nifas serta neonatus
yang penulis laksanakan di Lingkungan Presak Timur wilayah
kerja Puskesmas Selaparang yang tertuang dalam Laporan Kasus 32 Minggu yang
berjudul "Asuhan Kebidanan Pada NY
“H” di Lingkungan Presak Timur Kelurahan
Pagutan Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule".
Dalam Penulis Laporan ini
Penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ns. H Badrun Nadianto, S.Sos. M.Pd. selaku Ketua STIKES
Yarsi Mataram yang telah memberikan kesempatan serta bantuan fasilitas
pendidikan yang sedang penulis ikuti.
2. Hery Aryanti,SST selaku ketua Prodi DIII Kebidanan
STIKES Yarsi Mataram sekaligus pembimbimg pendidikan pada Kasus 32 Minggu ini
3. Ni Ketut Jepun Suryantini,. Amd.Keb Selaku pembimbing lahan sekaligus Penguji I pada
Kasus 32 Minggu ini.
4. Nurul Fatmawati, SST selaku Penguji II ada Kasus
32 Minggu
5. Seluruh keluarga tercinta yang mendukung setiap
langkahku dalam menggapai cita-cita, terima kasih juga untuk seseorang disana
atas motivasi dan dukungannya.
6. Seluruh sahabat-sahabatku dan teman-teman Prodi D
III Kebidanan STIKES Yarsi Mataram, terima kasih atas dukungannya.
7. Keluarga Ny”H” selaku pasien pada kasus 32 Minggu
di Lingkungan Presak Timur, Kelurahan Pagutan, terima kasih atas
partisipasinya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
laporan ini masih sangat jauh dari sempurna, untuk
itu penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya serta pembaca
pada umumnya. Dan semoga kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis
laporan ini mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Mataram, Januari
2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan
masyarakat pada suatu wilayah tertentu adalah angka kematian ibu melahirkan
(AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Pengertian AKI adalah jumlah kematian ibu melahirkan per 100.000
kelahiran hidup dalam waktu 1 tahun. Semakin meningkatnya angka ini menunjukkan
bahwa semakin meningkat juga masalah kesehatan disuatu wilayah tertentu.
(DIPKES RI, 2009 ).
Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia
masih tertinggi di negara ASEAN, yakni 255/100.000 kelahiran hidup, nomor 4
dari bawah di ASEAN sesudah Kamboja, Myanmar dan Laos. Sedangkan angka kematian
bayi di Indonesia, juga masih tinggi sekitar 24 balita meninggal setiap jam.
Demikian pula pada tahun 2007 laporan BPS menyebutkan AKI menjadi 248/100.000
kelahiran dan angka kematian bayi mencapai 26,9 persen per 1.000 kelahiran
hidup. Angka ini masih jauh dari target tujuan pembangunan milenium (Millenium Development
Goals/MDGs), yakni hanya 102/100.000 kelahiran tahun 2015 dan anga kematian
bayi baru lahir menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup.
Hasil data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI 2007)
menunjukkan bahwa secara nasional AKI di indonesia adalah 228/100.000 kelahiran
hidup. Hasil yang didapatkan dari survey tersebut tidak memberikan informasi
tentang AKI untuk masing-masing provinsi yang ada di indonesia. Selain itu
Survey Demografi Kesehatan Indonesia juga menyajikan tentang AKB untuk
indonesia adalah 34/1000 kelahiran hidup, dan untuk provinsi NTB adalah 72/1000
kelahiran hidup. Selain itu disebutkan juga Angka Kematian Neonatal di
Indonesia adalah 20/1000 kelahiran hidup. Sedangkan kematian neonatal di NTB
adalah 34/1000 kelahiran hidup. Kematian Neonatal berhubungan dengan kondisi
ibu saat hamil dan melahirkan.( DIKES NTB, 2007 )
Sasaran Pembangunan Milenium
(Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs)
adalah Deklarasi Milenium hasil
kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa
(PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan bersama yang mencakup pencapaian tujuan
dalam beberapa bidang kehidupan, untuk dicapai pada tahun 2015. Diantaranya
pada butir ke 4 dalam MDGs (millennium Development Goals) adalah menurunkan 2/3
dari angka kematian balita dari periode 1990 — 2015. Di kawasan Asia Tenggara
sekitar 3.1 juta balita yang meninggal setiap tahun, diantaranya 1.4 juta (45%)
terjadi pada masa neonatal. Tujuan MDGs tsb, tentunya tidak akan tercapai
apabila angka kematian neonatal tidak drturunkan menjadi separuhnya. Kematian
neonatal dibagi menjadi 2 tahap yaitu kematian neonatal dini (0-7 hari) dan
kematian neonatal lanjut (7-28 hari). Tiga per empat dari kematian neonatal
terjadi pada neonatal dini, khususnya
kematian pada 24 jam pertama (24-45%) dari kematian neonatal.
Di
tingkat nasional Angka Kematian Bayi (AKB) dan
Balita di provinsi NTB masih tergolong
tinggi, menduduki posisi kedua setelah propinsi Sulawesi Barat (SDKI 2007).
Terjadi sedikit penurunan AKB NTB dari 75/1000 kelahiran hidup (2003) menjadi
72/1000 kelahiran hidup (2007). Sebaliknya angka kematian neonatal malahan
meningkat dari 24/1000 (th.2003) menjadi 34/1000 kelahiran hidup (th.2007).
Penyebab
kematian Bayi (AKB) digolongkan menjadi dua yaitu penyebab langsung dan
penyebab tidak langsung, Di kawasan Asia Tenggara penyebab langsung kematian
neonatal adalah: infeksi seperti pneumonia, sepsis, meningitis, dan diarhea
(30%); asphyxia (23%), BBLR/Prematur dan komplikasinya (30%), tetanus
neonatorum (4%) dan cacad bawaan (6%). Asphyxia, (SKIRT 2001)
Penyebab
tak langsung yaitu posisi kesehatan neonatal dalam program kesehatan ibu dan
anak yang terabaikan, Masih kurangnya perhatian terhadap kesehatan neonatal,
Persepsi yang keliru dalam penanganan neonatal, Penolong persalinan juga
merupakan faktor penentu tingginya angka kematian neonatal, BBLR adalah bayi
dengan risiko kesakitan dan kematiannya tinggi, Faktor sosio-budaya juga
berperan pada tingginya angka kematian neonatal di negara berkembang.
Pada butir ke 5 dalam MDGs (millennium Development Goals)
adalah meningkatkan kesehatan ibu, tingginya AKI yang berhubungan dengan
kehamilan, persalinan, dan nifas ini bukan saja dipengaruhi oleh faktor
kesehatan tetapi juga oleh faktor-faktor diluar kesehatan. Penyebab kematian
ibu digolongkan menjadi dua yaitu penyebab
langsung dan penyebab tidak langsung, Di NTB kematian langsung adalah 39,1%%
karena perdarahan, eklamsia(17,4%),
infeksi (5,3%), abortus(2,17%), partus macet (4,35%), dan faktor
lainnya. Penyebab tidak langsung yaitu antara lain keadaan ibu hamil yang
buruk,anemia,dan penyakit infeksi akut /kronis ( malaria,TBC, hepatitis,infeksi
saluran kandung kemih,dan lain-lain) disamping itu karena faktor prilaku
masyarakat,social budaya,ekonomi dan pendidikan, atau factor 4 T
(keterlambatan) yaitu terlambat mengenali tanda bahaya, terlambat mengambil
keputusan, terlambat membawa kafasilitas/sarana pelayanan kesehatan dan
terlambat mendapat pertolongan (Depkes NTB, 2008).
Tingginya AKI di NTB berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas ini
bukan saja dipengaruhi oleh faktor kesehatan tetapi juga oleh faktor-faktor
diluar kesehatan. Data Depkes menyebutkan, penyebab langsung kematian ibu
(33,88%) karena perdarahan, eklamsia/preeklamsia (16,18%), abortus (0,83%),
partus lama (2,48%), infeksi jalan lahir (4,13%), dan lain-lain (40,50%).
Adapun penyebab langsung kematian bayi baru lahir (48,30%) disebabkan BBLR,
asfiksia (19,54%), tetanus (0,49%), infeksi (4,49%), cacat bawaan (12,01%), dan
lain-lain (15,17%). Penyebab diluar kesehatan yaitu karena faktor keterlambatan
yaitu terlambat mengenali tanda bahaya, terlambat mengambil keputusan,
terlambat membawa kafasilitas/sarana pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2009).
Adapun penyebab mendasar yang dapat mempengaruhi AKI dan AKB yaitu masih
kurangnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal, tradisi dan budaya
daerah, ekonomi dan lingkungan yang buruk.
Di propinsi NTB telah di lakukan berbagai
upaya untuk mempercepat penurunan ibu dan bayi, namun hingga saat ini Angka
kematian ibu dan bayi masih merupakan masalah. Salah satu penyebab masalah
tersebut adalah masalah yang di kenal dengan istilah tiga terlambat (terlambat
membuat keputusan untuk merujuk ibu hamil,terlambat dalam penyediaan alat
transportasi dan terlambat memperoleh pertolongan medis yang tepat) dan empat
terlalu (terlalu muda, terlalu sering, terlalu dekat jaraknya, terlalu tua
hamil).
Dari
hal tersebut diatas, perlunya diadakan studi kasus dalam upaya membekali pengalaman
penerapan pendekatan manajemen kebidanan secara mandiri pada kasus normal,
asuhan konsultasi dan kolaborasi pada situasi ibu mengalami masalah komplikasi
obstetric, bayi baru lahir (BBL), dan keluarga berncana (KB) untuk mencetak
tenaga yang terampil sehingga dapat ikut membantu menurunkan AKI dan AKB
khususnya di NTB.
Sebagai bentuk aplikasi ilmu yang berkembang
didapat selama kuliah maka para mahasiswi Stikes Yarsi Mataram Jurusan
Kebidanan diwajibkan untuk melakukan asuhan kebidanan mulai dari kehamilan
minimal 32 minggu (ANC), persalinan(INC), masa nifas (PNC), perawatan bayi baru
lahir (BBL), sampai KB. Dengan upaya tersebut maka diharapkan bidan mempunyai
pengalaman dalam memberikan pelayanan ANC, INC, PNC, BBL, serta KB secara
standar sehingga dengan pendidikan dan pengetahuan yang didapatkan dapat
membantu pemerintah dalam upaya menurunkan AKI dan AKB sehingga terciptanya
tujuan pembangunan millenium (Millenium Development Goals/MDGs) tahun 2015.
Pada saat melakukan asuhan kebidanan pada masa
kehamilan 32 minggu ini mahasiswa mendapat lokasi di lingkungan kebun lauk
kelurahan pagutan yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Karang Pule.
Pada
saat melakukan asuhan kebidanan pada masa kehamilan 32 minggu ini mahasiswa memilih lokasi di lingkungan Kebun
lauk Kelurahan Pagutan wilayah kerja Puskesmas Karang Pule. Berdasarkan hasil
PWS KIA Puskesmas Karang Pule sampai bulan Oktober tahun 2011. Jumlah sasaran
ibu hamil 1.002 jiwa. Ibu bersalin 1.052 jiwa dan bayi 1.002 jiwa. Dengan
cakupan sampai bulan Oktober tahun 2011 adalah persalinan di tolong Nakes 1.052
(79,56%), kunjungan ANC I (KI) 1.102 (87,30%), kunjungan ANC IV (K4) 1.102
(81,94%), kunjungan neonatal
1 (KN1) 1.102 (74,05%), Kunjungan Neonatal 3 (KN3) 1.002 (71,56%), Kunjungan Nifas 1.052 (79,26%)
dan KB 8.656 (73,44 %).
Dari penjabaran data cakupan tersebut,
Puskesmas Karang Pule masih tergolong dalam status baik, jumlah Kematian ibu
sampai bulan oktober tahun 2011 sebanyak 5 orang (0,5 %) dan jumlah kematian
bayi sebanyak 6 orang (0,6%). Hal ini disebabkan karena pelayanan
KIA tidak hanya berpusat di Puskesmas Karang Pule tetapi juga ditangani langsung
oleh bidan di masing-masing Pustu yang sangat terjangkau oleh warga, seperti
warga pagutan yang jauh dari Puskesmas
Karang Pule. Sehsingga apabila terjadi masalah kesehatan ibu dan anak dapat segera menghubungi
tenaga kesehatan di Polindes.
Hal ini sangat menarik bagi
kami untuk melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan 32 minggu, di samping untuk membantu ibu hamil
tersebut untuk memperoleh pelayanan kebidanan secara memadai, dapat pula
membantu suksesnya program KB yang pada tujuan akhir dapat menurunkan angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia.
Untuk menciptakan tenaga bidan profesional
yang berjiwa nasional, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan
teknologi (IPTEK), maka pendidikan program DIII kebidanan melaksanakan kasus 32
minggu. Hal ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan
mahasiswi dalam memberikan asuhan kebidanan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan dengan pendakatan
Manajemen Kebidanan pada kasus normal/masalah mulai dari ANC (Umur Kehamilan/UK
≥32 minggu), INC, PNC, BBL, KB. Sesuai Standar Asuhan Kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a
Mampu
melakukan pengumpulan data dengan benar pada Ny.”H” mulai dari ANC, INC, PNC,
BBL, serta KB.
b
Mampu
menginterpretasi data untuk menegakkan diagnosa pada Ny. ”H”mulai dari, ANC,
INC, BBL, PNC, serta KB.
c
Mampu
mengidentifikasi masalah potensial dan mengantisipasi penanganan pada Ny ”H”mulai
dari ANC, INC, BBL, PNC, serta KB.
d
Mampu
menentukan kebutuhan untuk tindakan segera pada Ny. ”H” mulai dari ANC, INC,
BBL, PNC, serta KB.
e
Mampu
menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny. ”H” mulai dari ANC, INC,
BBL, PNC, serta KB.
f
Mampu
melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny. ”H” mulai dari ANC, INC, BBL,
PNC, serta KB.
g
Mampu
melaksanakan evaluasi hasil tindakan asuhan kebidanan pada Ny. ”H” mulai dari
ANC, INC, BBL, PNC, serta KB.
C. Manfaat
Penulisan
1. Bagi Puskesmas Karang Pule
Kiranya dapat menjadi masukan oleh Puskesmas Karang Pule dalam membantu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan asuhan
kebidanan khususnya sehingga tercapai asuhan sesuai standar agar kelaknya dapat
mengurangi kesenjangan antara teori dengan lahan praktek
2. Bagi Institusi
a. Menambah pengetahuan, pengalaman dan mampu menerapkan ilmu
pendidikan yang diperoleh mahasiswa di bangku kuliah dalam pelaksanaan kasus 32
minggu bagi mahasiswa.
b.
Mengetahui adanya kesenjangan dan faktor-faktor penyebab kesenjangan antara
teori dan praktek sebagai bahan analisa untuk pendidikan kasus 32 minggu yang
akan datang.
3. Bagi Penulis
a.
Mendapatkan
pengalaman menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan
pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan neonatal seta
keluarga berencana sehingga nantinya pada saat bekerja di lapangan dapat
dilakukan secara sistematis yang pada akhirnya meningkatkan mutu pelayanan yang
akan memberikan dampak menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
b. Belajar menerapkan langsung pada masyarakat di lapangan
perkembangan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas.
4. Bagi Masyarakat
a.
Dapat
menambah pengetahuan klien khususnya dan masyarakat umumnya dalam perawatan
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana.serta
dapat mengenali tanda-tanda bahaya dan resiko terhadap kehamilan, persalinan,
bayi baru lahir, nifas, neonatal dan keluarga berencana.
b. Klien khususnya dan masyarakat pada umumnya dapat menolong dirinya
sendiri terhadap perubahan fisiologis dalam masa kehamilan, persalinan, nifas,
perawatan bayi baru lahir dan keluarga berencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar