Sabtu, 20 April 2013

LAPORAN KASUS 32 MINGGU




ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “H DI LINGKUNGAN PERESAK TIMUR
 KELURAHAN PAGUTAN  WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KARANG PULE











DISUSUN OLEH :


EUIS AGUSTIN INDAH SAFITRI
141 SYE/BID 09






YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN  
MATARAM
2011








KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan atas kehadirat dan rahmat Allah SWT, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus 32 Minggu ini tepat pada waktunya tanpa hambatan yang berarti.
Serangkaian pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dari usia 32 minggu, persalinan, nifas serta neonatus yang penulis laksanakan di Lingkungan Presak Timur wilayah kerja Puskesmas Selaparang yang tertuang dalam Laporan Kasus 32 Minggu yang berjudul "Asuhan Kebidanan Pada NY “H” di Lingkungan Presak Timur Kelurahan Pagutan  Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule".
Dalam Penulis Laporan ini Penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.       Ns. H Badrun Nadianto, S.Sos. M.Pd. selaku Ketua STIKES Yarsi Mataram yang telah memberikan kesempatan serta bantuan fasilitas pendidikan yang sedang penulis ikuti.
2.       Hery Aryanti,SST selaku ketua Prodi DIII Kebidanan STIKES Yarsi Mataram sekaligus pembimbimg pendidikan pada Kasus 32 Minggu ini
3.       Ni Ketut Jepun Suryantini,. Amd.Keb  Selaku pembimbing lahan sekaligus Penguji I pada Kasus 32 Minggu ini.
4.       Nurul Fatmawati, SST selaku Penguji II ada Kasus 32 Minggu
5.       Seluruh keluarga tercinta yang mendukung setiap langkahku dalam menggapai cita-cita, terima kasih juga untuk seseorang disana atas motivasi dan dukungannya.
6.       Seluruh sahabat-sahabatku dan teman-teman Prodi D III Kebidanan STIKES Yarsi Mataram, terima kasih atas dukungannya.
7.       Keluarga Ny”H” selaku pasien pada kasus 32 Minggu di Lingkungan Presak Timur, Kelurahan Pagutan, terima kasih atas partisipasinya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya serta pembaca pada umumnya. Dan semoga kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis laporan ini mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

Mataram,   Januari  2011


Penulis








BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat pada suatu wilayah tertentu adalah angka kematian ibu melahirkan (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).  Pengertian AKI adalah jumlah kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup dalam waktu 1 tahun. Semakin meningkatnya angka ini menunjukkan bahwa semakin meningkat juga masalah kesehatan disuatu wilayah tertentu. (DIPKES RI, 2009 ).
Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia masih tertinggi di negara ASEAN, yakni 255/100.000 kelahiran hidup, nomor 4 dari bawah di ASEAN sesudah Kamboja, Myanmar dan Laos. Sedangkan angka kematian bayi di Indonesia, juga masih tinggi sekitar 24 balita meninggal setiap jam. Demikian pula pada tahun 2007 laporan BPS menyebutkan AKI menjadi 248/100.000 kelahiran dan angka kematian bayi mencapai 26,9 persen per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini masih jauh dari target tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDGs), yakni hanya 102/100.000 kelahiran tahun 2015 dan anga kematian bayi baru lahir menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup.
Hasil data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI 2007) menunjukkan bahwa secara nasional AKI di indonesia adalah 228/100.000 kelahiran hidup. Hasil yang didapatkan dari survey tersebut tidak memberikan informasi tentang AKI untuk masing-masing provinsi yang ada di indonesia. Selain itu Survey Demografi Kesehatan Indonesia juga menyajikan tentang AKB untuk indonesia adalah 34/1000 kelahiran hidup, dan untuk provinsi NTB adalah 72/1000 kelahiran hidup. Selain itu disebutkan juga Angka Kematian Neonatal di Indonesia adalah 20/1000 kelahiran hidup. Sedangkan kematian neonatal di NTB adalah 34/1000 kelahiran hidup. Kematian Neonatal berhubungan dengan kondisi ibu saat hamil dan melahirkan.( DIKES NTB, 2007 )
Sasaran Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan bersama yang mencakup pencapaian tujuan dalam beberapa bidang kehidupan, untuk dicapai pada tahun 2015. Diantaranya pada butir ke 4 dalam MDGs (millennium Development Goals) adalah menurunkan 2/3 dari angka kematian balita dari periode 1990 — 2015. Di kawasan Asia Tenggara sekitar 3.1 juta balita yang meninggal setiap tahun, diantaranya 1.4 juta (45%) terjadi pada masa neonatal. Tujuan MDGs tsb, tentunya tidak akan tercapai apabila angka kematian neonatal tidak drturunkan menjadi separuhnya. Kematian neonatal dibagi menjadi 2 tahap yaitu kematian neonatal dini (0-7 hari) dan kematian neonatal lanjut (7-28 hari). Tiga per empat dari kematian neonatal terjadi pada neonatal dini,  khususnya kematian pada 24 jam pertama (24-45%) dari kematian neonatal.
Di tingkat nasional Angka Kematian Bayi (AKB) dan Balita   di provinsi NTB masih tergolong tinggi, menduduki posisi kedua setelah propinsi Sulawesi Barat (SDKI 2007). Terjadi sedikit penurunan AKB NTB dari 75/1000 kelahiran hidup (2003) menjadi 72/1000 kelahiran hidup (2007). Sebaliknya angka kematian neonatal malahan meningkat dari 24/1000 (th.2003) menjadi 34/1000 kelahiran hidup (th.2007).
Penyebab kematian Bayi (AKB) digolongkan menjadi dua yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung, Di kawasan Asia Tenggara penyebab langsung kematian neonatal adalah: infeksi seperti pneumonia, sepsis, meningitis, dan diarhea (30%); asphyxia (23%), BBLR/Prematur dan komplikasinya (30%), tetanus neonatorum (4%) dan cacad bawaan (6%). Asphyxia, (SKIRT 2001)
Penyebab tak langsung yaitu posisi kesehatan neonatal dalam program kesehatan ibu dan anak yang terabaikan, Masih kurangnya perhatian terhadap kesehatan neonatal, Persepsi yang keliru dalam penanganan neonatal, Penolong persalinan juga merupakan faktor penentu tingginya angka kematian neonatal, BBLR adalah bayi dengan risiko kesakitan dan kematiannya tinggi, Faktor sosio-budaya juga berperan pada tingginya angka kematian neonatal di negara berkembang.
Pada butir ke 5 dalam MDGs (millennium Development Goals) adalah meningkatkan kesehatan ibu, tingginya AKI yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas ini bukan saja dipengaruhi oleh faktor kesehatan tetapi juga oleh faktor-faktor diluar kesehatan. Penyebab kematian ibu digolongkan menjadi dua yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung, Di NTB kematian langsung adalah 39,1%% karena perdarahan, eklamsia(17,4%),  infeksi (5,3%), abortus(2,17%), partus macet (4,35%), dan faktor lainnya. Penyebab tidak langsung yaitu antara lain keadaan ibu hamil yang buruk,anemia,dan penyakit infeksi akut /kronis ( malaria,TBC, hepatitis,infeksi saluran kandung kemih,dan lain-lain) disamping itu karena faktor prilaku masyarakat,social budaya,ekonomi dan pendidikan, atau factor 4 T (keterlambatan) yaitu terlambat mengenali tanda bahaya, terlambat mengambil keputusan, terlambat membawa kafasilitas/sarana pelayanan kesehatan dan terlambat mendapat pertolongan (Depkes NTB, 2008).
Tingginya AKI di NTB berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas ini bukan saja dipengaruhi oleh faktor kesehatan tetapi juga oleh faktor-faktor diluar kesehatan. Data Depkes menyebutkan, penyebab langsung kematian ibu (33,88%) karena perdarahan, eklamsia/preeklamsia (16,18%), abortus (0,83%), partus lama (2,48%), infeksi jalan lahir (4,13%), dan lain-lain (40,50%). Adapun penyebab langsung kematian bayi baru lahir (48,30%) disebabkan BBLR, asfiksia (19,54%), tetanus (0,49%), infeksi (4,49%), cacat bawaan (12,01%), dan lain-lain (15,17%). Penyebab diluar kesehatan yaitu karena faktor keterlambatan yaitu terlambat mengenali tanda bahaya, terlambat mengambil keputusan, terlambat membawa kafasilitas/sarana pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2009). Adapun penyebab mendasar yang dapat mempengaruhi AKI dan AKB yaitu masih kurangnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal, tradisi dan budaya daerah, ekonomi dan lingkungan yang buruk.
Di propinsi NTB telah di lakukan berbagai upaya untuk mempercepat penurunan ibu dan bayi, namun hingga saat ini Angka kematian ibu dan bayi masih merupakan masalah. Salah satu penyebab masalah tersebut adalah masalah yang di kenal dengan istilah tiga terlambat (terlambat membuat keputusan untuk merujuk ibu hamil,terlambat dalam penyediaan alat transportasi dan terlambat memperoleh pertolongan medis yang tepat) dan empat terlalu (terlalu muda, terlalu sering, terlalu dekat jaraknya, terlalu tua hamil).
Dari hal tersebut diatas, perlunya diadakan studi kasus dalam upaya membekali pengalaman penerapan pendekatan manajemen kebidanan secara mandiri pada kasus normal, asuhan konsultasi dan kolaborasi pada situasi ibu mengalami masalah komplikasi obstetric, bayi baru lahir (BBL), dan keluarga berncana (KB) untuk mencetak tenaga yang terampil sehingga dapat ikut membantu menurunkan AKI dan AKB khususnya di NTB.
Sebagai bentuk aplikasi ilmu yang berkembang didapat selama kuliah maka para mahasiswi Stikes Yarsi Mataram Jurusan Kebidanan diwajibkan untuk melakukan asuhan kebidanan mulai dari kehamilan minimal 32 minggu (ANC), persalinan(INC), masa nifas (PNC), perawatan bayi baru lahir (BBL), sampai KB. Dengan upaya tersebut maka diharapkan bidan mempunyai pengalaman dalam memberikan pelayanan ANC, INC, PNC, BBL, serta KB secara standar sehingga dengan pendidikan dan pengetahuan yang didapatkan dapat membantu pemerintah dalam upaya menurunkan AKI dan AKB sehingga terciptanya tujuan pembangunan millenium (Millenium Development Goals/MDGs) tahun 2015.
Pada saat melakukan asuhan kebidanan pada masa kehamilan 32 minggu ini mahasiswa mendapat lokasi di lingkungan kebun lauk kelurahan pagutan yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Karang Pule.
Pada saat melakukan asuhan kebidanan pada masa kehamilan 32 minggu ini  mahasiswa memilih lokasi di lingkungan Kebun lauk Kelurahan Pagutan wilayah kerja Puskesmas Karang Pule. Berdasarkan hasil PWS KIA Puskesmas Karang Pule sampai bulan Oktober tahun 2011. Jumlah sasaran ibu hamil 1.002 jiwa. Ibu bersalin 1.052 jiwa dan bayi 1.002 jiwa. Dengan cakupan sampai bulan Oktober tahun 2011 adalah persalinan di tolong Nakes 1.052 (79,56%), kunjungan ANC I (KI) 1.102 (87,30%), kunjungan ANC IV (K4) 1.102 (81,94%), kunjungan neonatal 1 (KN1) 1.102 (74,05%), Kunjungan Neonatal 3 (KN3) 1.002  (71,56%), Kunjungan Nifas 1.052 (79,26%) dan  KB 8.656 (73,44 %).
Dari penjabaran data cakupan tersebut, Puskesmas Karang Pule masih tergolong dalam status baik, jumlah Kematian ibu sampai bulan oktober tahun 2011 sebanyak 5 orang (0,5 %) dan jumlah kematian bayi sebanyak 6 orang (0,6%). Hal ini disebabkan karena pelayanan KIA tidak hanya berpusat di Puskesmas Karang Pule tetapi juga ditangani langsung oleh bidan di masing-masing Pustu yang sangat terjangkau oleh warga, seperti warga pagutan  yang jauh dari Puskesmas Karang Pule. Sehsingga apabila terjadi masalah kesehatan ibu dan anak dapat segera menghubungi tenaga kesehatan di Polindes.
Hal ini sangat menarik bagi kami untuk melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan 32 minggu, di samping untuk membantu ibu hamil tersebut untuk memperoleh pelayanan kebidanan secara memadai, dapat pula membantu suksesnya program KB yang pada tujuan akhir dapat menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia.
Untuk menciptakan tenaga bidan profesional yang berjiwa nasional, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan teknologi (IPTEK), maka pendidikan program DIII kebidanan melaksanakan kasus 32 minggu. Hal ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan mahasiswi dalam memberikan asuhan kebidanan.



B.       Tujuan
1.     Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan dengan pendakatan Manajemen Kebidanan pada kasus normal/masalah mulai dari ANC (Umur Kehamilan/UK ≥32 minggu), INC, PNC, BBL, KB. Sesuai Standar Asuhan Kebidanan.
2.     Tujuan Khusus
a       Mampu melakukan pengumpulan data dengan benar pada Ny.”H” mulai dari ANC, INC, PNC, BBL, serta  KB.
b       Mampu menginterpretasi data untuk menegakkan diagnosa pada Ny. ”H”mulai dari, ANC, INC, BBL, PNC,  serta KB.
c       Mampu mengidentifikasi masalah potensial dan mengantisipasi penanganan pada Ny ”H”mulai dari ANC, INC, BBL, PNC,  serta KB.
d       Mampu menentukan kebutuhan untuk tindakan segera pada Ny. ”H” mulai dari ANC, INC, BBL, PNC,  serta KB.
e       Mampu menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny. ”H” mulai dari ANC, INC, BBL, PNC,  serta KB.
f        Mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny. ”H” mulai dari ANC, INC, BBL, PNC,  serta KB.
g       Mampu melaksanakan evaluasi hasil tindakan asuhan kebidanan pada Ny. ”H” mulai dari ANC, INC, BBL, PNC,  serta KB.

C.      Manfaat Penulisan
1.     Bagi Puskesmas Karang Pule
Kiranya dapat menjadi masukan oleh Puskesmas Karang Pule dalam membantu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan khususnya sehingga tercapai asuhan sesuai standar agar kelaknya dapat mengurangi kesenjangan antara teori dengan lahan praktek
2.     Bagi Institusi
a.      Menambah pengetahuan, pengalaman dan mampu menerapkan ilmu pendidikan yang diperoleh mahasiswa di bangku kuliah dalam pelaksanaan kasus 32 minggu bagi mahasiswa.
b.     Mengetahui adanya kesenjangan dan faktor-faktor penyebab kesenjangan antara teori dan praktek sebagai bahan analisa untuk pendidikan kasus 32 minggu yang akan datang.
3.     Bagi Penulis
a.      Mendapatkan pengalaman menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan neonatal seta keluarga berencana sehingga nantinya pada saat bekerja di lapangan dapat dilakukan secara sistematis yang pada akhirnya meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
b.     Belajar menerapkan langsung pada masyarakat di lapangan perkembangan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas.
4.     Bagi Masyarakat
a.      Dapat menambah pengetahuan klien khususnya dan masyarakat umumnya dalam perawatan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana.serta dapat mengenali tanda-tanda bahaya dan resiko terhadap kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatal dan keluarga berencana.
b.     Klien khususnya dan masyarakat pada umumnya dapat menolong dirinya sendiri terhadap perubahan fisiologis dalam masa kehamilan, persalinan, nifas, perawatan bayi baru lahir dan keluarga berencana.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar